SELAMAT DATANG DI CERSEXIDN CERRITA TERUPDATE DAN TERPANAS

Jumat, 01 September 2017

Mengenjot 3 Gadis Saudaraan Yang Masih Mulus Dan Rapet



Dian memiliki dua orang adik perempuan yang cantik. Adiknya yang pertama, namanya Elsa, juga mempunyai kulit yang putih mulus. Namun payudaranya jauh lebih besar daripada kakaknya. Menurut kakaknya, ukurannya 36B.

Inilah yang selalu menjadi perhatianku kalau aku sedang ngapel ke rumah Dian. Payudaranya yang berayun-ayun kalau sedang berjalan, membuat penisku berdiri tegak karena membayangkan betapa enaknya memegang payudaranya.

Sedangkan adiknya yang kedua namanya Agnes. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya berwarna sawo matang. Tubuhnya semampai seperti seorang model cat walk. Payudaranya baru tumbuh. Sehingga kalau memakai baju yang ketat, hanya terlihat tonjolan kecil dengan puting yang mencuat. Walaupun begitu, gerak-geriknya sangat sensual.

Pada suatu hari, saat di rumah Dian sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya. Wah, pikiranku langsung terbang ke mana-mana. Apalagi Dian mengenakan daster dengan potongan dada yang rendah berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dengan kulitnya. Kebetulan saat itu aku membawa VCD yang baru saja kubeli. Maksudku ingin kutonton berdua dengan Dian. Baru saja hendak kupencet tombol play, tiba-tiba Dian menyodorkan sebuah VCD porno.

Hei, dapat darimana sayang? tanyaku sedikit terkejut.
Dari teman. Tadi dia titip ke Dian karena takut ketahuan ibunya, katanya sambil duduk di pangkuanku.
Nonton ini aja ya sayang. Dian kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya? pintanya sedikit memaksa.
Oke, terserah kamu, jawabku sambil menyalakan TV.

Beberapa menit kemudian, kami terpaku pada adegan panas demi adegan panas yang ditampilkan. Tanpa terasa penisku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Dian yang duduk di pangkuanku. Dian pun memandang ke arahku sambil tersenyum. Rupanya dia juga merasakan.

Ehm, kamu udah terangsang ya sayang? tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku. Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung kucium, kujilat dengan penuh nafsu. Jari-jemari Dian yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin mengeras.

Lalu beberapa saat kemudian, tanpa kami sadari ternyata kami sudah telanjang bulat. Segera saja Dian kugendong menuju kamarnya. Di kamarnya yang nyaman kami mulai melakukan foreplay. Kuremas payudaranya yang kiri. Sedangkan yang kanan kukulum putingnya yang mengeras. Kurasakan payudaranya semakin mengeras dan kenyal. Kuganti posisi. Sekarang lidahku liar menjilati vaginanya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit dengan lembut.

Aahh.. ahh.. sa.. sayang, Dian udah nggak kuat.. emh.. ahh.. Dian udah mau keluar.. aackh.. ahh.. ahh! Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. Setelah itu, kudekatkan penisku ke arah mulutnya. Tangan Dian meremas batangku sambil mengocoknya dengan perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah pelirku sambil sesekali mengulumnya.

Setelah puas bermain dengan buah pelirku, Dian mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Mulutnya yang mungil tidak muat saat penisku masuk seluruhnya. Tapi kuakui sedotannya memang nikmat sekali. Sambil terus mengulum dan mengocok batang penisku, Dian memainkan puting susuku. Sehingga membuatku hampir ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan.

Aku tidak mau keluar dulu sebelum merasakan penisku masuk ke dalam vaginanya yang masih perawan itu. Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku dan Dian terkejut bukan main. Ternyata yang datang adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget.

Kak Dian, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama? teriak Agnes. Sedangkan Elsa hanya menunduk malu. Aku dan Dian saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Agnes. Melihatku yang telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Agnes berteriak tertahan sambil menutup matanya.

Iih.. Kakak! jeritnya. Itunya berdiri! katanya lagi sambil menunjuk penisku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah lakunya.

Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata, Agnes, Kakak sama Kak Dian kan nggak ngapa-ngapain. Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran ya.. kayak begini ini. Nanti kalo Agnes dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga. Agnes udah bisa apa belum? tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus. Agnes menggeleng perlahan.

Mau nggak Kakak ajarin? tanyaku lagi. Kali ini sambil meremas pantatnya yang padat.
Mmh, Agnes malu ah Kak, desahnya.
Kenapa musti malu? Agnes suka nggak sama Kakak? kataku sambil menciumi belakang lehernya yang ditumbuhi rambut halus.
Ahh, i.. iya. Agnes udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Dian, jawabnya sambil memejamkan mata.

Tampaknya Agnes menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Agnes, aku beralih ke Elsa.

Kalo Elsa gimana? Suka nggak ama Kakak? Elsa mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk.
Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur.

Elsa duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku. Pertamanya sih dia nggak mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudaranya yang besar itu, Elsa mau juga. Bahkan setelah beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Elsa tampaknya sangat menikmati tugasnya itu.

Sementara Elsa sedang memainkan penisku, aku mulai merayu Agnes. Agnes, bajunya Kakak buka ya? pintaku sedikit memaksa sambil mulai membuka kancing baju sekolahnya. Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya. Ketika roknya jatuh ke lantai, terlihat CD-nya sudah mulai basah.

Segera saja kulumat bibirnya dengan bibirku. Lidahku bergerak-gerak menjilati lidahnya. Agnes pun kemudian melakukan hal yang sama. Sambil tetap menciumi bibirnya, tanganku bermaksud membuka BH-nya. Tapi segera ditepiskannya tanganku.

Jangan Kak, malu. Dada Agnes kan kecil, katanya sambil menutupi dadanya dengan tangannya. Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia berkaca. Sementara aku ada di belakangnya. Dibuka dulu ya! kataku membuka kancing BH-nya sambil menciumi lehernya.

Setelah BH-nya kujatuhkan ke lantai, payudaranya kuremas perlahan sambil memainkan putingnya yang berwarna coklat muda dan sudah mengeras itu. Nah, kamu lihat sendiri kan. Biar dada kamu kecil, tapi kan bentuknya bagus.

Lagian kamu kan emang masih kecil, wajar aja kalo dada kamu kecil. Nanti kalo udah gede, dada kamu pasti ikutan gede juga, kataku sambil mengusapkan penisku ke belahan pantatnya. Agnes mendesah keenakan. Kepalanya bersandar ke dadaku.

Tangannya terkulai lemas. Hanxa nafasnya saja yang kudengar makin memburu. Segera kugendong dia menuju ke tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan CD-nya. Bulu kemaluannya masih sangat jarang. Menyerupai bulu halus yang tumbuh di tangannya.

Kulebarkan kakinya agar mudah menuju ke vaginanya. Kucium dengan lembut sambil sesekali kujilat klitorisnya. Sementara Elsa kusuruh untuk meremas-remas payudaranya adiknya itu. Aahh.. ach.. ge.. geli Kak. Tapi nikmat sekali, aahh terus Kak. Jangan berhenti. Mmh.. aahh.. ahh.

Setelah puas dengan vagina Agnes. Aku menarik Elsa menjauh sedikit dari tempat tidur. Dian kusuruh meneruskan. Lalu dengan gaya 69, Dian menyuruh Agnes menjilati vaginanya. Sementara itu, aku mulai mencumbu Elsa. Kubuka kaos ketatnya dengan terburu-buru. Lalu segera kubuka BH-nya.

Sehingga payudaranya yang besar bergoyang-goyang di depan mukaku. Wow, tete kamu bagus banget. Apalagi putingnya, merah banget kayak permen, godaku sambil meremas-remas payudaranya dan mengulum putingnya yang besar. Sedangkan Elsa hanya tersenyum malu. Ahh, ah Kakak, bisa aja, katanya sambil tangan kirinya mengelus kepalaku dan tangan kanannya berusaha manjangkau penisku.

Melihat dia kesulitan, segera kudekatkan penisku dan kutekan-tekankan ke vaginanya. Sambil mendesah keenakan, tangannya mengocok penisku. Karena kurasakan air maniku hampir saja muncrat, segera kuhentikan kocokannya yang benar-benar nikmat itu. Harus kuakui, kocokannya lebih nikmat daripada Dian.

Setelah menenangkan diri agar air maniku tidak keluar dulu, aku mulai melorotkan CD-nya yang sudah basah kuyup. Begitu terbuka, terlihat bulu kemaluannya lebat sekali, walaupun tidak selebat Dian, sehingga membuatku sedikit kesulitan melihat vaginanya.

Setelah kusibakkan, baru terlihat vaginanya yang berair. Kusuruh Elsa mengangkang lebih lebar lagi agar memudahkanku menjilat vaginanya. Kujilat dan kuciumi vaginanya. Kepalaku dijepit oleh kedua pahanya yang putih mulus dan padat. Nyaman sekali pikirku.

aahh, Kak.. Elsa mau pipiss.. erangnya sambil meremas pundakku.
Keluarin aja. Jangan ditahan, kataku.

Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku sempat terguyur oleh pipisnya. Wah nikmat sekali jeritku dalam hati. Hangat. Setelah selesai, kuajak Elsa kembali ke tempat tidur. Kulihat Dian dan Agnes sedang asyik berciuman sambil tangan keduanya memainkan vaginanya masing-masing. Sementara di sprei terlihat ada banyak cairan. Rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi.

Karena Dian adalah pacarku, maka ia yang dapat kesempatan pertama untuk merasakan penisku. Kusuruh Dian nungging. Sayang, Dian udah lama nunggu saat-saat ini, katanya sambil mengambil posisi nungging. Setelah sebelumnya sempat mencium bibirku dan kemudian mengecup penisku dengan mesra.

Tanpa berlama-lama lagi, kuarahkan penisku ke vaginanya yang sedikit membuka. Lalu mulai kumasukkan sedikit demi sedikit. Vaginanya masih sangat sempit. Tapi tetap kupaksakan. Dengan hentakan, kutekan penisku agar lebih masuk ke dalam.

Aachk! Sayang, sa.. sakit! aahhck.. ahhck.. Dian mengerang tetapi aku tak peduli. Penisku terus kuhunjamkan. Sehingga akhirnya penisku seluruhnya masuk ke dalam vaginanya. Kuistirahatkan penisku sebentar. Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut.

Membuatku ingin beraksi lagi. Kumulai lagi kocokan penisku di dalam vaginanya yang basah sehingga memudahkan penisku untuk bergerak. Kutarik penisku dengan perlahan-lahan membuatnya menggeliat dalam kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Makin kupercepat kocokanku.

Tiba-tiba tubuh Dian menggeliat dengan liar dan mengerang dengan keras. Kemudian tubuhnya kembali melemas dengan nafas yang memburu. Kurasakan penisku bagai disemprot oleh air hangat. Rupanya Dian sudah ejakulasi. Kucabut penisku dari vaginanya. Terlihat ada cairan yang menetes dari vaginanya.

Kok ada darahnya sayang? tanya Dian terkejut ketika melihat ke vaginanya.
Kan baru pertama kali, balas Dian mesra.

Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang? kataku menenangkannya sambil mengeluskan penisku ke mulut Elsa. Dian cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Elsa. Sambil mengambil posisi mengangkang di atasnya, kudekatkan penisku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sebentar. Lalu kuletakkan penisku di antara belahan payudaranya. Kemudian kudekatkan kedua payudaranya sehingga menjepit penisku.

Begitu penisku terjepit oleh payudaranya, kurasakan kehangatan. Ooh.. Elsa, hangat sekali. Seperti vagina, kataku sambil memaju-mundurkan pinggulku. Elsa tertawa kegelian. Tapi sebentar kemudian yang terdengar dari mulutnya hanyalah desahan kenikmatan.

Setelah beberapa saat mengocok penisku dengan payudaranya, kutarik penisku dan kuarahkan ke mulut bawahnya. Dimasukin sekarang ya? kataku sambil mengusapkan penisku ke bibir kewanitaannya. Kusuruh Elsa lebih mengangkang. Kupegang penisku dan kemudian kumasukkan ke dalam kewanitaannya.

Dibanding Dian, vagina Elsa lebih mudah dimasuki karena lebih lebar. Kedua jarinya membuka kewanitaannya agar lebih gampang dimasuki. Sama seperti kakaknya, Elsa sempat mengerang kesakitan. Tapi tampaknya tidak begitu dipedulikannya. Kenikmatan hubungan seks yang belum pernah dia rasakan mengalahkan perasaan apapun yang dia rasakan saat itu. Kupercepat kocokanku.

Aahh.. aahh.. aacchk.. Kak terus Kak.. ahh.. ahh.. mmh.. aahh.. Elsa udah mau ke.. keluar. Mendengar itu, semakin dalam kutanamkan penisku dan semakin kupercepat kocokanku. Aahh.. Kak.. Elsa keluar! mmh.. aahh.. ahh.. Segera kucabut penisku. Dan kemudian dari bibir kemaluannya mengalir cairan yang sangat banyak. Elsa, nikmat khan? tanyaku sambil menyuruh Agnes mendekat.

Enak sekali Kak. Elsa belum pernah ngerasain yang kayak gitu. Boleh kan Elsa ngerasain lagi? tanyanya dengan mata yang sayu dan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku mengangguk. Dengan gerakan lamban, Elsa pindah mendekati Dian. Yang kemudian disambut dengan ciuman mesra oleh Dian.

Nah, sekarang giliran kamu, kataku sambil merangkul pundak Agnes. Kemudian, untuk merangsangnya kembali, kurendahkan tubuhku dan kumainkan payudaranya. Bisa kudengar jantungnya berdegup dengan keras. Agnes jangan tegang ya.

Rileks aja, bujukku sambil membelai-belai vaginanya yang mulai basah. Agnes cuma mengangguk lemah. Kubaringkan tubuhku. Kubimbing Agnes agar duduk di atasku. Setelah itu kuminta mendekatkan vaginanya ke mulutku. Setelah dekat, segera kucium dan kujilati dengan penuh nafsu. Kusuruh tangannya mengocok penisku.

Beberapa saat kemudian, Kak.. aahh.. ada yang.. mau.. keluar dari memek Agnes.. aahh.. ahh, erangnya sambil menggeliat-geliat. Jangan ditahan Agnes. Keluarin aja, kataku sambil meringis kesakitan. Soalnya tangannya meremas penisku keras sekali. Baru saja aku selesai ngomong, vaginanya mengalir cairan hangat. Aahh.. aachk.. nikmat sekali Kak.. nikmat.. jerit Agnes dengan tangan meremas-remas payudaranya sendiri.

Setelah kujilati vaginanya, kusuruh dia jongkok di atas penisku. Begitu jongkok, kuangkat pinggulku sehingga kepala penisku menempel dengan bibir vaginanya. Kubuka vaginanya dengan jari-jariku, dan kusuruh dia turun sedikit-sedikit. Vaginanya sempit sekali. Maklum, masih anak-anak. Penisku mulai masuk sedikit-sedikit.

Agnes mengerang menahan sakit. Kulihat darah mengalir sedikit dari vaginanya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil kutembus. Setelah setengah dari penisku masuk, kutekan pinggulnya dengan keras sehingga akhirnya penisku masuk semua ke vaginanya. Hentakan yang cukup keras tadi membuat Agnes menjerit kesakitan.

Untuk mengurangi rasa sakitnya, kuraba payudaranya dan kuremas-remas dengan lembut. Setelah Agnes merasa nikmat, baru kuteruskan mengocok vaginanya. Lama-kelamaan Agnes mulai menikmati kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku makin dalam menghunjam ke dalam vaginanya yang semakin basah.

Kubimbing tubuhnya agar naik turun. Aahh.. aahh.. aachk.. Kak.. Agnes.. mau keluar.. lagi, katanya sambil terengah-engah. Selesai berbicara, penisku kembali disiram dengan cairan hangat. Bahkan lebih hangat dari kedua kakaknya. Begitu selesai ejakulasi, Agnes terkulai lemas dan memelukku. Kuangkat wajahnya, kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dengan mesra.

Setelah kududukkan Agnes di sebelahku, kupanggil kedua kakaknya agar mendekat. Kemudian aku berdiri dan mendekatkan penisku ke muka mereka bertiga. Kukocok penisku dengan tanganku. Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum penisku. Membantuku mengeluarkan air mani yang sejak tadi kutahan.

Makin lama semakin cepat. Dan akhirnya, croott.. croott.. creet.. creet! Air maniku memancar banyak sekali. Membasahi wajah kakak beradik itu. Kukocok penisku lebih cepat lagi agar keluar lebih banyak. Setelah air maniku tidak keluar lagi, ketiganya tanpa disuruh menjilati air mani yang masih menetes.

Lalu kemudian menjilati wajah mereka sendiri bergantian. Setelah selesai, kubaringkan diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku. Agnes di kananku, Elsa di samping kiriku, sedangkan Dian tiduran di tubuhku sambil mencium bibirku. Kami berempat akhirnya tertidur kecapaian.

Apalagi aku, sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum pernah aku merasakan yang senikmat ini. Dengan tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula semuanya. That was the best day of my live. Selesai

Kunjungi juga Videos 18+

Sepupu Cinaku Yang Sekarang Menyukai Seks Bebas Karena Ulahku




Dia dijodohkan oleh orang tuanya dengan cowok yang memang bukan idamannya. Saya menyarankan kepadanya agar bertindak sesuai dengan apa yang dia senangi, jangan dipaksa-paksa. Terus dia bertanya kepadaku apakah saya setuju dengan suatu perkawinan?

Saya jawab, pada dasarnya saya sih setuju-setuju saja, tapi untuk saat ini saya lebih senang melakukan free seks dulu, alasannya tidak ada beban apa-apa, sama-sama senang, sama-sama nikmat. Dia bilang itu jalan yang kurang benar, dia bantah pendapatku habis-habisan.

Saya jawab lagi, karena dia belum tahu kenikmatan dan kedahsyatan seks, kemudian saya bertanya kepadanya apakah dia pernah merasakan seks? dia jawab belum. Kemudian saya tanya lagi apakah dia pada saat ini ingin tahu bagaimana rasanya seks? dia hanya terdiam saja. Saya tidak perlu jawaban dari mulutnya, saya terus dekatin dia yang duduk di sofa.




Saya duduk di sampingnya dan tanganku meraih bahunya, saya peluk dia dan saya berbisik di telinganya kalau saya diizinkan saya bakal beri tahu bagaimana rasanya bersetubuh itu. Dia melirikku tetap dia bisu. Tanganku mulai melepaskan kancing-kancing kemejanya sampai terlepas semuanya, saya lihat payudaranya yang indah tertutup BH-nya.

Saya lucuti pakaiannya hingga terbebas dari tubuhnya kemudian saya remas payudaranya yang masih memakai BH. Tanganku terus menyelusup ke dalam BH-nya. Payudaranya semakin lama semakin keras dan kini mulutnya mulai menciumi leherku.

Dengan demikian saya makin berani bertindak semakin jauh, saya buka BH-nya dan akhirnya terlepas dari tubuhnya. Saya ciumi payudara yang indah dengan puting susu yang berwarna merah kecoklat-coklatan dan puting susunya tegak dan keras sekali.

Saya kemudian berusaha melepaskan roknya, tidak sulit untuk menanggalkannya. Tanganku mengelus-elus pahanya yang mulus banget dan akhirnya tanganku tepat pada liang senggamanya. Jari-jari tanganku menyelusup ke dalam CD yang masih melekat pada tubuhnya.

Ternyata dia sudah basah, terasa telunjukku basah kuyup. Saya sentuh clitorisnya dan jari yang lain berusaha masuk ke dalam lubang kemaluannya. Dia menjerit kecil ketika jari tanganku mulai masuk ke dalam lubang kemaluannya.

Saya terus berhenti melanjutkan tindakan itu, lalu saya rebahkan badannya telentang. Saya lucuti CD-nya dan saya mulai membelai belahan memeknya dengan mesra. Dia terpejam menerima perlakuanku terhadapnya sambil kadang-kadang mendesah-desah. Liang kewanitaannya kini mulai saya ciumi dan saya jilati clitorisnya, pinggulnya mulai bergerak-gerak.

Entah berapa lama saya makan liang senggamanya, lalu ku buka celanaku. Penisku yang tegang kemudian saya arahkan tepat ke lubang kenikmatannya. Saya tekan hingga kepala penisku masuk,aakkhh!!, dia menjerit lirih, saya tidak peduli dengan jeritannya, seret memang agak susah, ku memasukkan penisku tetapi akhirnya masuk juga semuanya.

Saya lihat kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan sambil mendesah-desah ketika penisku mulai bergerak keluar-masuk liang kewanitaannya perlahan-lahan. Sengaja saya tidak mempercepat gerakanku karena liang kewanitaannya masih seret lubangnya masih kecil. Tapi lama juga penisku keluar-masuk hingga pada akhirnya gerakanku agak lancar.





Saya percepat sedikit pergerakan naik-turun, terdengar samar desahannya, Aakkhh..!!!, aakkhh..!!! aakkhh..!!!!, ketika itu kakinya naik ke atas pinggulku dan pantatnya bergerak ke atas kemudian dia berkelonjotan beberapa kali. tidak lama kemudian baru saya keluar Badan kami lemas sekali, kucabut penisku dari liang senggamanya.

Saya lihat liang kewanitaannya, ya ternyata dia masih perawan. Gila bener.. dalam umur segitu dia bisa mempertahankan keperawanannya. Saya bilang, sekarang dia kalau bisa berprinsip seks bebas saja, sebab banyak keuntungannya daripada harus kawin.

Akhirnya dia setuju dengan pendapatku dan malam itu saya setubuhi dia beberapa kali lagi dan dia sampai saat ini sangat suka bersetubuh. Saya pernah ketemu lagi dengannya beberapa waktu yang lalu, dia sekarang punya koleksi cowok yang banyak juga. Selesai

Kunjungi juga Videos 18+

Terjadinya Pemerkosaan Kualami Di Saat Liburan


Image result for bugil


tapi saya tidak peduli dengan kecantikan yang saya punyai, karena saya lahir dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai nilai agama, makanya sampai saat ini saya belum pernah sekalipun berhubungan badan dengan siapapun, termasuk dengan pacar saya sendiri, saya mempunyai 2 orang sahabat yang sangat setia.

Yang pertama, Karina, dia yang paling muda di antara kita, umurnya baru 20 tahun, asalnya dari menado. Perangainya agak tomboy, dia cantik walaupun kulitnya agak sedikit gelap tapi dia mempunyai tubuh yang lumayan sexy.

Sahabatku yang ke dua, Gadis, Menado tulen juga, umurnya sekitar 22 tahun, dia yang paling cantik di antara kita bertiga, kulitnya putih dan bersih wajahnya imut dan kekanak kanakan. Tapi dia sangat benci kalau dianggap masih anak anak, makanya dia memotong rambutnya sampai sebatas leher, supaya wajahnya terlihat lebih dewasa, tapi, dengan rambut pendeknya itu, leher jenjangnya malah terlihat dengan jelas, menurutku dia lebih terlihat menarik dengan rambut panjangnya.

Tubuhnya sangat sexy dengan tinggi sekitar 168 dan berat 55 kg, tangannya putih mulus dan di tumbuhi dengan bulu bulu halus, kakinya panjang dan jenjang, apalagi jika dia sedang mengenakan pakaian yang minim dan rok pendek, dia selalu membuat banyak cowok melirik dengan penuh nafsu ke arahnya, walaupun payudaranya agak sedikit kecil, tapi dia memang yang paling cantik di antara kita bertiga.

Singkat cerita kami bertiga berencana berlibur ke luar kota untuk melepas stress di kota karena selalu berkutat dengan kesibukan kami masing-masing, kami berencana untuk menikmati suasana pantai di Anyer, dengan pertimbangan kami tidak perlu repot-repot menyewa villa di anyer, karena Gadis mempunyai villa di sana dan kebetulan Tantenya juga akan berlibur ke sana bersama dengan saudara suaminya.

Berangkatlah kami pada hari yang telah kami tetapkan bersama dengan menumpang opel blazer ku, tiga jam kami menempuh perjalanan Jakarta-Anyer, setelah lelah di perjalanan akhirnya sampailah kami di villa milik Gadis yang Gadis sendiri hampir lupa tempatnya, rupanya Tante Linda, Tantenya Gadis bersama saudaranya sudah menunggu kedatangan kami.

Tante Linda saat itu sedang menggunakan pakaian santai, dengan atasan kaos oblong di padu dengan rok pantai yang belahannya sampai sebatas paha. Kulit Tante Linda sangat putih dan mulus sama seperti Aku dan Gadis, hanya saja postur tubuh Tante Linda lebih tinggi, wajahnya sangat cantik, hampir menyamai kecantikan yang di miliki Gadis.

“Hai, maaf telat habis tadi sempat nyasar” jawabku sekenanya menyambung pembicaraan mereka, setelah ngobrol cukup lama, kami pun mulai membuat acara untuk liburan kami di anyer ini, saya kebagian jatah belanja bahan bahan makanan bersama dengan saudaranya Gadis.

Namanya Prita, usianya sama dengan Gadis, bertubuh sintal dan padat, tapi menurutku lebih cocok kalau di katakan montok. Kulitnya kuning langsat dan wajahnya manis dengan rambut lurus sebatas bahu, sekilas aku melirik ka arah dadanya, payudaranya terhitung besar untuk gadis seusia dia mungkin sekitar 36 b, sedikit lebih besar dari buah dadaku.

Setelah berbagi tugas dan berganti pakaian aku dan Prita berangkat ke pasar terdekat untuk belanja barang-barang yang diperlukan dan semuanya harus lengkap karena saya tidak mau bolak balik ke pasar hanya karena ada barang yang kelupaan di beli.

Saat itu saya hanya mengenakan pakaian santai berupa rok biru sebatas paha dan kaos blong tipis, Prita malah tampil lebih berani dengan hanya memakai rok tipis pendek dengan t’shirt u can see merah. Dia terlihat sangat cantik dengan pakaian seperti itu.

Waktu sudah menunjukan pukul lima saat tiba-tiba opel blazer yang ku kemudikan oleng dan hampir menabrak pembatas jalan, untungnya aku sigap menginjak pedal rem dan dengan perlahan kupinggirkan mobilku ke tepi jalan.

“Kenapa Kak” seru Prita agak panik.

Aku bergegas turun dari mobil, ternyata ban depan sebelah kiri kukempes, aku sempat panik karena aku bingung bagaimana caranya mengganti ban itu dengan hanya mengandalkan tenaga dua orang perempuan. Pada saat itu tiba-tiba muncul dua orang laki-laki, menawarkan bantuan untuk mengganti ban mobilku. Aku tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran dua orang itu karena hari sudah menjelang sore.

Selesai ban mobilku di ganti oleh mereka aku mengucapkan terima kasih seraya berjalan ke arah pintu depan mobilku untuk mengambil uang sebagai tanda terima kasih, saat tiba-tiba aku merasakan ada tangan kasar yang memeluk tubuhku dan membekap mulutku, aku kaget dan berusaha berontak tapi kurasakan tubuhku tiba-tiba lemas dan mataku berkunang kunang. Akhirnya aku tak sadarkan diri.

Aku kaget bukan kepalang saat aku siuman dengan mata yang masih berkunang kunang kulihat puting buah dadaku sebelah kiri sedang di kulum dengan buas oleh salah satu orang yang menolongku tadi sementara buah dadaku yang sebelah kanan pun tak luput dari remasan tangannya.

Posisiku terlentang dengan kedua tangan di ikat di ujung sebuah ranjang, kaos oblong tipisku entah di mana, bra ku sudah melorot sebatas perut saat orang itu menyingkapkan rok pendekku dan berusaha menarik celana dalamku.

“Jangan!!.. Lepaskan.. Jahanam kamu.!!. Lepaskan..” teriakku sambil meronta dan menangis sejadi jadinya.

“Diam kamu, gua cuma mau mencicipi kamu aja koq jangan cerewet.. kalau tidak gua bunuh loe…” bentak orang itu sambil tetap berusaha menarik lepas celana dalamku. Brett.. Celana dalamku berhasil direnggutnya dengan paksa. Kini kewanitaanku yang selama ini selalu kurawat sudah terbuka lebar.

Aku merasakan tangan pemuda itu menjamah kewanitaanku yang berbulu cukup lebat itu dengan penuh nafsu. Kemudian orang itu membuka kedua kakiku yang putih mulus dan jenjang yang aku katupkan sebagai pertahanan terakhir dan mulai mengarahkan batang penisnya ke lubang kemaluanku.

“Jangan pak.. Saya mohon, saya masih perawan.. Tolong lepaskan saya..” teriaku putus asa.
“Aahh?Ohhh?Agk? Jangann.. Sakitt.. Lepaskan.. Jahanamm!” Aku berteriak panik sambil kulejang-lejangkan kakiku, tapi itu malah membuat penisnya semakin menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku yang belum pernah di sentuh oleh laki-laki manapun.

Dreet.. Dreet kurasakan selaput daraku robek saat orang itu menyodokkan kemaluannya hingga amblas seluruhnya.

“Sakitt.. Lepaskan” desahku sambil kulempar kepalaku ke kiri dan ke kanan menahan sakit dan perih yang tak terkira yang melanda sekujur tubuhku.
“Sakitt.. Tolong.. Hentikann..” jeritku meratap, tapi orang itu sepertinya tidak peduli dengan jeritan dan tangisanku.

Dia tetap memperkosaku, memompa vaginaku dengan ganas sambil tangannya memegangi tanganku dan mulutnya tak henti hentinya menjilati buah dadaku saat tiba-tiba dia berhenti dan melenguh keras, aku sadar dia akan orgasme di dalam liang vaginaku.

“Jangan.. Jangan.. Di dalam!!” teriakku panik, dia memelukku sekuat-kuatnya saat kurasakan cairan spermanya memenuhi liang rahimku. Hari itu aku diperkosa. Hilanglah sudah kegadisanku yang selama ini selalu kujaga. Saat itu aku merasa sangat marah, malu dan terhina.

“Ah..” aku mendesah pelan saat pemerkosaku itu mencabut penisnya dan pergi meninggalkanku begitu saja, aku mencoba bangkit dan berdiri walaupun rasa sakit dan ngilu masih terasa di sekitar selangkanganku, aku lihat bercak putih bercampur merah darah perawanku di sekitar kemaluanku.

Aku mencoba bangkit walaupun rasa sakit masih mendera seluruh badanku setelah barusan diperkosa dan dengan terhuyung huyung berjalan menuju pintu yang rupanya tidak terkunci, aku mencoba mengintip ke arah luar dan rupanya kedua orang itu sedang sibuk menggarap Prita.

“Gila Jack cewek yang tadi masih perawan lho, sempit banget vaginanya, yang ini gimana?” tanya orang yang tadi memperkosaku.

“Masih perawan juga Man, nih Dellat darah perawannya” jawab orang yang di panggil Man itu sambil mencabut batang penisnya dari kemaluan Prita lalu mencelupkan jarinya dan menunjukkan jarinya yang berbercak darah.

“Tapi cewek ini belum sadar dari pingsannya nih Man” sungut orang yang di panggil Jack.
“Sudah pompa aja terus, ntar juga sadar” kata si Man.

Sambil tangannya menggerayangi payudara Prita yang besar dan padat. Kulihat Prita diperkosa dengan posisi terlentang, pakaiannya masih lengkap hanya celana dalamnya saja yang menjuntai di kaki kirinya, kaosnya tersingkap ke atas dan branya di tarik ke atas hingga payudaranya mencuat dari bawah branya. Tubuhnya terguncang guncang, karena si Jack memompanya dengan sangat kasar.

Tiba-tiba Prita melenguh pelan dan membuka matanya, mungkin dia sudah mulai sadar dari pingsannya dan pasti dia akan sangat kaget karena saat ini dia sedang diperkosa, tapi aku juga tidak mampu menolongnya, aku hanya menontonnya saja dari balik pintu tanpa bisa berbuat apa apa.

“Ohh.. Ssakitt.. Jangann.. Lepaskan saya.” rintih Prita sambil berusaha berontak dari dekapan si Jack, tapi terlambat kegadisannya sudah melayang.

Tiba-tiba kulihat si Jack mendengus keras dan mempercepat pompaanya di vagina Prita. Si Jack mencengkeram tubuh Prita dengan keras dan menusukan batang penisnya dalam dalam ke lubang vagina Prita.

“Saakkitt..” Prita menjerit keras saat si Jack memuntahkan seluruh cairan spermanya ke dalam liang vagina Prita, kulihat cairan putih kental bercampur darah berlelehan di selangkangan Prita saat si Jack mencabut batang penisnya.

Sore itu si Jack dan si Man memperkosa kami secara bergantian, sampai aku dan Prita kembali pingsan karena tidak tahan di gagahi oleh kedua orang itu secara terus menerus. Saat aku siuman rupanya aku sudah berada di jok belakang mobilku sendiri dengan kedua tangan terikat ke belakang, tapi untungnya aku sudah memakai pakaianku kembali, entah siapa yang mengenakannya di tubuhku, kulihat ke samping Prita masih pingsan dengan tangan juga terikat kebelakang.

“Mau dibawa ke mana kami” tanyaku memberanikan diri.
“Mau ke villa elu, mau perkosa teman lu, tadi gua denger suaranya di HP lu, dari suaranya kayaknya teman lu lumayan juga” jawab si Jack sambil tertawa di ikuti oleh tawa si Man.

Aku langsung bergidik mendengar jawabannya, rupanya mereka tahu alamat villa kami yang memang kuletakkan di atas dasbor mobilku. Waktu sudah menjelang tengah malam saat kami tiba di depan pintu villa saat Tante Linda menghampiri mobil kami.

“Lu sergap dia Man” kata si Jack sambil mengeluarkan pistol dan menodongkannya ke arahku.

Aku tidak bisa berbuat apa apa selain hanya bisa duduk dan diam. Benar juga saat Tante Linda sampai ke pintu samping mobilku, si Man langsung keluar dan dengan sigap mendekap tubuh Tante Linda dari belakang, sementara satu tangannya langsung membekap mulut Tante Linda, mungkin karena kaget Tante Linda tidak sempat berteriak. ” Urhhgg.. Ss” hanya itu yang keluar dari mulut Tante Linda saat si Man mendekap dan menelikungnya lalu mendorong Tante Linda ke arah pintu pagar vila kami.

“Jangan Macem macem lu, diem di sini kalau nggak gua bunuh lu” ancam si Jack sambil menodongkan pistolnya ke arahku.

Aku hanya bisa mengangguk sambil ketakutan mendengar ancamannya itu, lagipula seluruh tubuhku terasa sangat lemas dan selangkanganku pun masih sangat nyeri dan ngilu akibat perkosaan yang aku alami tadi, sehingga aku tidak mungkin melarikan diri dengan keadaan tubuhku yang demikian, apalagi kedua tanganku pun masih terikat.

Lalu si Jack ke luar dan membantu si Man menangani Tante Linda, kulihat si Jack mengikat ke dua tangan Tante Linda ke terali pintu pagar villa, sementara si Man menempelkan lakban di mulut Tante Linda sambil ke dua kakinya berusaha merenggangkan kaki Tante Linda dari belakang.

Saat itu kulihat dari kaca belakang mobilku, Tante Linda masih berusaha keras meronta dan melawan sekuat tenaganya, sampai akhirnya Tante Linda lemas kehabisan tenaga. Bret.. Bret.. si Man merobek bagian belakang rok pantai Tante Linda sehingga paha dan pantat Tante Linda yang putih mulus terlihat jelas.

Lalu si Man memelorotkan celana dalam Tante Linda sampai sebatas lutut dan mulai memainkan jarinya di kemaluan Tante Linda yang berbulu cukup lebat, sementara si Jack sibuk menciumi leher jenjang Tante Linda sambil tangannya meremas remas buah dada Tante Linda yang menyembul di antara kaos bagian atasnya yang sudah robek besar.

Tiba-tiba tubuh Tante Linda tersentak, kepanya terdongak ke atas dan mimik mukanya menunjukan kesakitan yang luar biasa, rupanya si Man sudah mulai mencobloskan batang penisnya ke dalam vagina Tante Linda. Tubuh Tante Linda terguncang hebat saat si Man mulai memompa penisnya ke luar masuk, bibir kemaluan Tante Linda sampai melesak masuk saat si Man menghujamkan kemaluannya,

amblas ke dalam liang vagina Tante Linda, pasti sangat sakit rasanya, sama seperti rasa sakit yang kurasakan saat aku diperkosa tadi pikirku. Kulihat lelehan air mata di pipi Tante Linda, wajahnya menyiratkan kemarahan yang luar biasa, sepertinya Tante Linda sangat tidak rela menerima kenyataan kalau tubuhnya saat itu sedang di garap oleh orang yang bukan suaminya.

“Hh.. Oughh..” tiba-tiba si Man mendengus dengan keras, sepertinya dia sudah akan berejakulasi di dalam liang vagina Tante Linda.

“Jangann..” jerit Tante Linda lirih, sambil berusaha menarik tubuhnya ke arah depan. Tapi si Man malah menarik sisa sisa rok pantai Tante Linda yang masih melingkari pinggulnya ke arah belakang, sehingga membuat pinggul Tante Linda yang putih mulus itu juga ikut tertarik ke belakang, otomatis batang penis si Man malah makin terbenam di liang vaginanya

“Tidakk..!!” jerit Tante Linda saat si Man menyemburkan cairan spermanya ke dalam liang vagina Tante Linda, Tante Linda pasti sangat terhina karena diperlakukan seperti itu oleh si Man.

Tapi itu belum berakhir karena sedetik kemudian si Jack langsung menghujamkan batang kemaluannya di dalam vagina Tante Linda, yang membuat tubuh Tante Linda kembali terguncang guncang karena diperkosa oleh si Jack, aku kembali panik saat si Man menghampiriku, membuka pintu mobil dan menarikku keluar, sekilas kulihat Prita masih tergolek pingsan saat si Man berusaha mendekapku dengan kasar.

“Jangann.. Jangan perkosa saya lagi, saya sudah tidak kuatt. Lepaskan saya” seruku, saat si Man menjabak rambutku dan menyeretku memasuki villa.
“Siapa yang mau perkosa lu, sekarang lu tunjukin dimana teman-teman lu yang lain” teriak si Man, sambil melepaskan tali yang mengikat kedua tanganku.

Aku agak lega mendengarnya sebab paling tidak aku tidak akan diperkosa lagi. BERSAMBUNG 

Kunjungi juga Videos 18+