SELAMAT DATANG DI CERSEXIDN CERRITA TERUPDATE DAN TERPANAS

Minggu, 28 Februari 2016

Rini Ditidurin Oleh Majikan nya


 Rini Ditidurin Oleh Majikan nya


Ia bercerita kalau dia terdampar ke Jakarta karena melarikan diri dari rumahnya di kampung saat hendak dikawinkan oleh orang tuanya dengan seorang laki-laki tua yang telah beristeri, sedangkan saat itu ia sudah menjalin hubungan serius dengan pacarnya. Oleh salah satu kenalannya dari kampung, yang mempunyai yayasan penyalur tenaga kerja ia ditampung sebagai tenaga kerja pembantu.


Di minggu pertama kehadirannya di rumah kami, Rini bekerja dengan rajin, tetapi karena usianya yang masih muda, ia masih sangat bersifat kekanakan dan manja. Rini senang berpakaian baju kaos terusan model daster, sehingga tubuhnya yang mungil dan padat tercetak dengan jelas pada pakaiannya itu.

Aku sangat bernafsu sekali melihat Rini dalam keadaan seperti itu, terutama bila ia mencuci pakaian, dan kaos yang dipakainya tersiram air sehingga basah. Penisku langsung menegang dengan keras, ingin rasanya langsung memeluk dan meremas-remas tubuhnya yang bagus itu.

Sesekali aku dengan halus berusaha menyenggol pinggulnya atau payudaranya bila berpapasan seakan-akan tidak sengaja, Rini biasanya diam dan senyum-senyum saja. Aku terus berusaha mencari akal untuk bagaimana caranya bisa menikmati dan menggeluti tubuh Rini yang ranum itu. Sampai satu hari, aku menemukan persediaan obat-obatan di lemari dan di situ terdapat sejumlah obat tidur.

Aku melirik ke arah jam dinding, sudah tengah malam. Aku melirik lagi ke arah istriku, yang terbaring dengan nyenyak di sisiku. Ia telah tertidur sekitar setengah jam yang lalu, dan aku memang menunggu saat ini untuk meyakinkan bahwa tidurnya benar-benar nyenyak.

Saat aku telah yakin benar bahwa isteriku telah tidur nyenyak, karena aku tahu persis kalau ia sudah tidur, akan sangat susah sekali untuk membangunkannya, apalagi ditambah minum susu kocok yang dibubuhi obat tidur. Aku cepat-cepat bangun dari tempat tidur dan langsung berjalan ke arah kamar mandi. Aku mengambil sehelai handuk kecil serta membasahinya dengan air hangat serta kemudian keluar dari situ dengan tidak lupa mengambil handuk, tidak lupa sayapun membuka semua pakaianku sehingga aku telanjang bulat.

Aku berjalan langsung ke kamar Rini, tempat di mana ia tidur dan saat ini ia tidur dengan pulas sekali, aku tahu demikian karena iapun meminum segelas susu kocok bercampur obat tidur sebagaimana isteriku. Pelan-pelan aku membuka pintu kamarnya dan setelah mataku terbiasa dengan cahaya kamar Rini, aku dapat melihat badannya yang terbaring di dipan. Rini tidur tanpa mengenakan pakaiannya, mungkin karena kamar yang agak panas, ia hanya mengenakan celana dalamnya saja.

Payudaranya yang montok tampak menyembul dengan indahnya, dengan puting yang mencuat kecil kemerah-merahan. Rambutnya tergerai dan dibalik celana dalamnya yang tipis terbayang rambut-rambut vaginanya yang tipis. Aku berdiri memperhatikannya, bibirnya yang manis mengeluarkan napas dalam tidurnya yang nyenyak. Benar-benar gadis 19 tahun yang menggairahkan.

Aku menaruh handuk kecil dan handuk besar di kaki tempat tidur, kemudian aku menyentuh pipinya, Rini tidak bereaksi sedikitpun terhadap sentuhan itu, aku mengulum bibirnya serta meremas dengan pelan kedua buah payudaranya bergantian. Ooh, kulitnya halus sekali, sungguh nikmat meremas payudara Rini ini. Aku mengangkat badannya dan mendekatkan kepada pinggiran tempat tidur, sehingga kakinya tergantung pada pinggir tempat tidur tersebut. Celana dalamnya kulepaskan perlahan.

Rini bergerak untuk berbalik, tetapi aku menahannya pada pinggulnya yang bulat. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya yang mulus dan mencium vaginanya yang kecil, ooh.., nikmat sekali. Sesekali kusapukan lidahku pada clitorisnya, kemudian clitorisnya kukulum-kulum dengan bibir dan memainkan lidahku untuk menjilat-jilatnya, pinggul Rini bergelinjang dan kakinya secara refleks menjepit kepalaku.

Pelan-pelan aku mengangkat kedua belah kakinya sehingga kedua kaki Rini terlipat dan kedua lututnya menempel pada payudaranya yang ranum dan kedua telapaknya bertumpu pada pantatnya yang bulat. Dengan perlahan aku mulai menindih Rini dan menahan agar ia jangan bergerak sehingga posisinya berubah. Penisku yang sudah sangat tegang langsung kuarahkan ke vagina kecilnya yang sudah menanti. Benar-benar gerakan yang susah sekali mengingat Rini tetap tertidur dan tidak memberikan gerakan bantuan kepadaku.

Aku menekan ujung penis yang sudah benar-benar keras ke arah kedua belah bibir vagina Rini dan menggosok-gosokan terus berulang-ulang sehingga cairan mulai membasahi vaginanya. Aku mengisap-isap payudaranya yang ranum dan tetap menggosok-gosokan ujung penisku ke vaginanya untuk mempersiapkan vagina Rini menyambut penisku yang besar ini. Aku menekan penisku pelan-pelan sehingga sepertiga dari penisku mulai amblas ke dalam vagina Rini yang sempit.

Aku berhenti sebentar untuk merasakan kehangatan, licinnya cairan dan cengkeraman liang vagina Rini pada penisku nikmat sekali. Aku menekan terus ke dalam liang vaginanya.., aduuh.., hangatnya.., nikmat..

Setelah penisku masuk setengahnya ke dalam vagina Rini, baru kusadari bahwa vagina Rini ini sangat sempit sekali. sungguh ketat otot-otot vaginanya mencengkeram penisku, aku menekan lagi dengan keras sampai penisku terbenam seluruhnya ke dalam liang vagina Rini sambil menahan nikmat yang dihasilkan oleh vaginanya yang mulai berdenyut-denyut meremas penisku.

Aku benar-benar tidak dapat menahan kenikmatan yang begitu nikmat akibat denyutan dan remasan vagina Rini ini, aku langsung menarik penisku dengan cepat sehingga tinggal kepala penisku saja di dalam vaginanya kemudian secara cepat dan keras kubenamkan lagi, begitu berulang-ulang secara perlahan-lahan, aku merasakan bahwa otot-otot vagina Rini mengejang dan memberi cengkreaman yang keras kepada penisku yang besar.

Setelah beberapa saat aku diam untuk menikmati kenikmatan vagina ini, aku mulai lagi untuk menarik dan menggenjot masuk penisku, kuulangi lagi gerakan ini berulang-ulang, masuk.., keluar.., tarik.., tekan.., tarik.., tekan dalam-dalam. Aku benar-benar bernafsu sekali kepada Rini, apalagi saat aku menekan dan menarik, kedua payudaranya berayun-ayun bagai mengikuti irama gerakanku.

Aku merasa bahwa aku sudah mau sampai puncak orgasme, biarpun aku mau keadaan ini tetap berlangsung terus, tetapi aku harus cepat-cepat mengakhiri ini kalau tidak mau tertangkap basah, biarpun Rini dan isteriku sudah terkena pengaruh obat tidur. Bahaya ketahuan tetaplah bahaya yang besar bagiku.

Akhirnya, aku merangkul badannya yang mungil melewati kedua belah kakinya yang terlipat, aku pertemukan kedua tanganku di belakang punggung Rini dan memeluknya erat sekali ke badanku, kemudian aku memutar pinggulku sambil tetap menekan ke arah vaginanya sehingga aku bisa menanamkan penisku sedalam-dalamnya di liang vagina Rini sampai penisku terasa menyentuh liang peranakannya.

Aku benar-benar tidak pernah merasakan hal seperti ini, mungkin hal ini terjadi karena perbedaan ukuran tubuh dan penisku yang besar dibanding tubuh Rini yang begitu mungil. Aku menekan terus, kemudian menarik penisku lagi dan menekan lagi dengan keras dan cepat, sehingga terasa tubuhnya bagaikan orang yang menggigil dan cengkeraman vaginanya terasa semakin memuntir batang penisku, benar-benar nikmat dan nikmat sekali, Tanpa terasa aku menggigit payudaranya yang kanan dengan gigiku.

Saat aku menekan batang penisku dalam-dalam ke liang vaginanya, sampailah aku kepuncak kenikmatan bersetubuh, penisku mengeluarkan cairan mani yang menyemprot masuk ke dalam liang vagina Rini dalam-dalam. Aku tetap menekan terus dan tidak melepaskan batang penisku dari dalam vaginanya sampai aku tidak merasakan lagi denyutan-denyutan yang mencengkram. Begitu aku mencabut batang penisku, aku langsung menggosok-gosokan ke bibir vaginanya yang kecil itu sebelum aku mengambil handuk basah untuk mengelapnya.

Aku langsung membersihkan badan Rini dengan handuk lembab untuk menghapus segala tanda-tanda persetubuhan yang terjadi dan memakaikan celana dalamnya lagi serta mengatur tubuhnya dengan rapi di tempat tidur. Tanpa membersihkan diri lagi langsung saja aku menaruh handuk-handuk tersebut ke tempat cucian dan kemudian kembali ke kamarku.

Esokan pagi, aku bangun agak terlambat, isteriku sudah pergi ke kantor duluan, saat aku ke belakang menuju kamar mandi, tampak Rini sedang duduk termanggu-manggu melamun di atas sebuah bangku kecil di tempat cucian.

“Ada apa, Rin.., kok pagi-pagi ngelamun siih”, sapaku.
“Aakh.., nggak.., anu Pak..”, jawabnya.
“Anu.., apanya”, kataku lagi.
“Itu.., tadi malem Rini mimpi.., kok.., aneeh bener”, jawabnya senyum-senyum.

Waktu melewati Rini, aku menengok ke arah belahan payudaranya yang terlihat dari sela-sela daster kaosnya, tampak sekilas di atas payudaranya yang sebelah kanan bekas gigitan yang memerah.., Waahh...

1 komentar:

  1. The King Casino | Review of Casino | RTP - Joker
    The king casino 출장마사지 review - everything https://jancasino.com/review/merit-casino/ you https://deccasino.com/review/merit-casino/ need to know about this popular casino. It's all deccasino about quality and https://tricktactoe.com/ quantity.

    BalasHapus